Kabanjahe | Medan88News: Seorang Putra Karo yang ada di Perantauan, Cuaca Bangun, "Turun Gunung" ke kampung halaman, mendampingi elemen masyarakat dalam mendukung pembangunan Bangsa Indonesia, khusus bagi warga yang ada di Bumi Turang Tanah Karo Simalem. Sehingga sebagai daerah yang sudah dikenal luas seantero nusantara sebagai daerah lahan pertanian yang subur, Objek wisata alam yang indah dan sejuk serta kultur budaya yang ramah.
Inilah modal yang paling utama dalam syarat pembangunan suatu daerah, dengan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA), ujar Cuaca Bangun kepada Awak Medan88News, Rabu (23/2/2022), di Kedai kopi Terminal atas Kabanjahe.
Lanjut Cuaca Bangun yang dikenal pejuang sejati ini, pihaknya tetap menyatakan diri mendukung pembangunan yang dilaksanakan pemerintah menjadi setara dengan pembangunan daerah lain, dengan tulus dan rendah hati, tanpa harus.memikirkan umpan balik pada kepentingan atau keuntungan pribadi.
Hal ini dapat disimpulkan dengan posisi profesinya sebagai 'Tax Lawyer' yang sudah melanglang buana ke seantero nusantara, banyak yang dijalani, banyak yang dilihat, ada hal yang menjadi pemikiran baik untuk dikembangkan di kampung halaman, dan sangat banyak dapat dilakukan jadi berkembangnya Tanah Karo Simalem.
Adapun hal yang menjadi perhatian sebagai perbandingan di daerah lain, seperti di kota Balik papan dan kota Kendari. Banyak hal baik dan maju yang dapat dicontoh, misalnya, penataan kota, kebersihan, dan juru parkir atau sangat miris sekali bila dibanding di kota Kabanjahe atau Berastagi sampai saat ini, ujar Cuaca Bangun, Putra Desa Rimo kayu ini, Kecamatan Payung.
Cuaca Bangun, yang juga beberapa waktu lalu tampil sebagai kontestan Pilkada Kabupaten Karo ini, melihat pengalamannya di kota Balikpapan, sangat nampak kemajuan dan keseriusan pemerintahnya melalui pejabat yang dipilih rakyat untuk memberikan polesan tangannya dalam memimpin, untuk kebersihan kota, pasukan kebersihan bekerja pada malam hari, dengan berbagai tahapan dan dipenuhi kebutuhan serta fasilitas kerja, jadi tetap manusiawi walau kerja tengah malam atau pada subuh hari.
Efeknya tidak ada lagi kita lihat pasukan kebersihan bekerja pada Pukul 08.00 pagi, warga masyarakat fokus pada kegiatan ke tempat kerja atau ke sekola, tambah Cuaca.
Begitu juga di dua kota ini, tidak ditemukan parkir yang semrawut, sembrono yang otomotis juru parkir tidak ditemukan apalagi mengarah kepada pungli yang dilakukan oknum preman seperti terjadi di kota-kota lain, tutur Cuaca tertegun.
Untuk itulah, pihaknya tetap mendukung pembangunan SDM saudara ku dalam kelompok-kelompok masyarakat yang ada untuk diberikan bimbingan dan pelatihan yang sifatnya meningkatkan peran serta elemen masyarakat secara positif, maju bersama dan yang utama bidang spiritual, tutur Cuaca serius.
Penulis: Bernard