Oleh : Ansyori Alwi Harahap
Medan88News : Baru-baru ini banyak beredar postingan yang bernada candaan dengan membawa-bawa agama dalam pagelaran sepak bola piala dunia 2022 yang dilaksanakan di stadion Lusail Iconic Stadium QATAR..
Sebagaimana dalam pertandingan tersebut banyak netizen asal Indonesia membuat cuitan dalam sosial medianya dengan membawa agama yang bertujuan pada candaan. contoh nya saja pada unggahan oleh salah satu akun Facebook yang mengatakan "Taruhan bola itu judi, jngan sok bilang cuma buat asik" kan doang 1, lu dapat dosa judi. 2, makanan judi bisa menjadi sarang penyakit. 3, daging yg haram hanya bisa di hilangkan oleh api neraka. 4 , jadi saran saya malam ini klw ada yg ngajakin taruhan lebih baik pegang Uruguay di banding Korea ".
Justru ini adalah kalimat yang sangat tidak pantas di ucapkan oleh kaum muslimin, karena postingan tersebut mengarah pada mempermainkan ajaran agama Islam yang telah Allah SWT tetapkan didalam al-qur'an surah al-maidah ayat 90. Yang dimana Allah SWT berfirman :
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنَّمَا الْخَمْرُ وَا لْمَيْسِرُ وَا لْاَ نْصَا بُ وَا لْاَ زْلَا مُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَا جْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung." (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 90)
Sudah jelas dalam ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT mengharamkan judi dan perbuatan keji lainnya bahkan perbuatan tersebut termasuk perbuatan setan. Oleh karena itu alangkah sangat buruk ketika ada seorang Hamba yang mengaku beriman kepada Allah SWT malah mengolok-olok hukum Allah SWT. Hal yang seperti ini tidak layak disampaikan dan tidak pantas ditiru oleh siapapun apalagi oleh kaum muslimin sekalipun dalam bentuk candaan. Karena Hal tersebut telah di tegaskan oleh Allah SWT dalam firman-nya :
وَلَئِنْ سَاَ لْتَهُمْ لَيَـقُوْلُنَّ اِنَّمَا كُنَّا نَخُوْضُ وَنَلْعَبُ ۗ قُلْ اَبِا للّٰهِ وَاٰ يٰتِهٖ وَرَسُوْلِهٖ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِءُوْنَ
"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, niscaya mereka akan menjawab, "Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah, "Mengapa kepada Allah, dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"
لَا تَعْتَذِرُوْا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ اِيْمَا نِكُمْ ۗ اِنْ نَّـعْفُ عَنْ طَآئِفَةٍ مِّنْكُمْ نُـعَذِّبْ طَآئِفَةً بِۢاَنَّهُمْ كَا نُوْا مُجْرِمِيْنَ
"Tidak perlu kamu meminta maaf, karena kamu telah kafir setelah beriman. Jika Kami memaafkan sebagian dari kamu (karena telah tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang (selalu) berbuat dosa." (QS. At-Taubah 9: Ayat 65-66)
Oleh karena itu penulis menghimbau kepada para pembaca agar lebih berhati-hati dalam menyampaikan sesuatu. Apalagi dalam perkara Islam, tentu dalam hal ini kita harus sangat teliti dalam mengeluarkan kata-kata. karena pada saat itu kita sedang berada dalam lingkup antara yang HAQ dan BATHIL. Sebuah ungkapan mengatakan "jika kata-kata sudah tidak lagi bermanfaat, lebih baik diam saja".