Padang Lawas | Medan88news: Harga jual Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit diakui alami kenaikan di seputaran 30 persen dari harga 2, 3 tahun yang lalu tetapi di pihak lain harga pupuk dan racun rumput mengalami kenaikan di atas 100 persen, yang paling parah harga pupuk KCL yang harga jualnya di angka 250 persen dari harga tahun 2000.
"Harga jual TBS kelapa sawit kepada para pedagang yang pengumpul TBS di Kabupaten Padanglawas diakui makin naik, saat ini memanb sudah mendekati Rp 2.000,- per kilogram, bahkan ada yang sudah di atas Rp 2.100 per kilogram," kata sejumlah warga petani/pekebun kelapa sawit di Kecamatan Sosa Julu dan Kecamatan Sosa, Minggu (15/01/2023).
Kombang Hasibuan, petani kelapa sawit di Sosa Julu dengan tegas mengatakan, harga jual TBS itu belum berpihak kepada para petani karena itu tidak berjmbang dengan mahalnya biaya produksi terutama jika dikaitkan denga mahalnya harga beli pupuk ditambah sulitnya petani mendapatkan pupuk di lapangan.
"Harga jual TBS diakui alami kenaikan di seputaran 30 persen dari harga 2, 3 tahun yang lalu tetapi di pihak lain harga pupuk dan racun rumput mengalami kenaikan di atas 100 persen, yang paling parah harga pupuk KCL yang harga jualnya di angka 250 persen dari harga tahun 2000," kata Kombang ketika dihubungi Medan88news.com, Sabtu (14/01/2023) malam.
Dikatakan yang menambah keruh suasana ekonomi warga petani/pekebun kelapa sawit adalah melonjaknya harga beli barang kebutuhan pokok pasca kebijakan pemerintah yang justru menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi di tengah makin terasanya kesusahan masyarakat di Tanah Air.
Oloan Domu, petani/pekebun kelapa sawit di Kecamatan Sosa saat ketemu dengan jurnalis Medan88news.com baru-baru ini mengatakan, harga jual TBS kelapa sawit di Palas hingga saat ini bertahan di angka Rp 2.100,- per kilogram, padahal pengeluaran untuk kebutuhan pokok makin tidak terjangkau lagi.
"Penghasilan dan pendapatan hanya dari satu sumber, yakni dari penjualan TBS hasil panen per dua mingguan, sedangkan pengeluaran untuk kebutuhan pokok dan biaya anak sekolah justru makin melonjak akibat naiknya harga beli semua jenis barang kebutuhan pokok. Itu hitungannya belum termasuk tingginya biaya produksi TBS terutama harga beli pupuk yang wajib sebagai kebutuhan pokok tanaman kelapa sawit," kata Oloan prihatin.
Dikatakan, terkait pupuk, yang banyak dikeluhkan masyarakat adalah sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi, sudah sulit didapat, setelah ditemukan pupuknya, harga belinya menjadi masalah pelik lagi bagi petani. Katanya, tidak diketahui ke mana perginya pupuk bersubsidi.
Petani di Kecamatan Hutaraja Tinggi, bahkan mengaku, ada mendengar selentingan informasi bahwa jatah pupuk bersubsidi sudah habis sejak sebelum Oktober tahun 2022 yang lalu. Mereka menyatakan tidak tahu pola distribusi pupuk bersubsidi di Palas yang ternyata tiba-tiba membuat jatah sejak sebelum Oktober 2022 sudah tidak ada lagi. (bkn).
Penulis berita : Balyan kadir Nasution