Harga Kebutuhan Pokok Naik, Harga Jual Buah Sawit di Tabagsel Bertahan 2.100 Rupiah per Kilogram -->

Harga Kebutuhan Pokok Naik, Harga Jual Buah Sawit di Tabagsel Bertahan 2.100 Rupiah per Kilogram

Iwan Susilo
Wednesday, January 11, 2023

Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit masyarakat, harga jualnya masih bertahan di angka 2.100 rupiah, bahkan TBS dari petani masih di bawah 2.000 rupiah per kilogram.


Padang Sidempuan | Medan88News : Mengeluh, hanya itu yang bisa dilakukan warga masyarakat kabupaten/kota di wilayah Tapanuli Bahagian Selatan (Tabagsel) terutama mereka yang hidupnya dari komoditi perkebunan, tepatnya kelapa sawit. Pasalnya, walau di tengah menggilanya harga beli bahan kebutuhan pokok sampai banyak yang harganya tidak terjangkau, harga jual komoditi buah kelapa sawit tetap bertahan di bawah harga 2.100 ripiah per kilogram.


Oloan Domu, salah seorang petani di Kecamatan Sosa, Kabupaten Padang Lawas saat berbicara dengan jurnalis Medan88News melalui kontak telephon Rabu (11/01/2023) mengatakan, harga jual buah kelapa sawit pada beberapa kali panen terakhir hanya bertahan di angka 2.100 rupiah, per kilogram.


"Harga semua kebutuhan pokok ditambah kebutuhan urgen seperti Bahan Bakar Minyak (BBM) kendaraan pada meroket, melonjak atau naik, tetapi sumber uang rupiah untuk beli kebutuhan pokok itu tidak ada kenaikan pendapatannya. Ini yang membuat kami mengeluh saat ini, pada akhirnya tidak mampu berbuat banyak," kata Oloan Domu sedih.


Dikatakan, mereka para pejabat dan pengusaha tidak merasakan betapa beratnya ekonomi karena mereka selalu berpendapatan memadai, sedangkan bagi rakyat yang ekonominya masih merasakan beratnya pembiayaan saat ini, bahkan pembiayaan sekarang ini tidak bersahabat terhadap para petani yang berpendapatan rendah.


Kombang HS, aktifis perduli warga Kabupaten Palas yang pendapatannya sangat rendah bahkan lebih sedih lagi. Dia mengatakan, harga jual buah kelapa sawit milik masyarakat justru tidak sampai di angka 2.000 rupiah per kilogram. Jarang sekali harga jual masyarakat mencapai harga yang dinilai tidak menguntungkan itu.


"Justru selalu masyarakat yang terkesan tidak diuntungkan, warga petani selalu berada di posisi yang merugi. Ini tidak diketahui apa yang menjadi faktor penyebabnya kondisi selalu terjadi," kata aktifis yang sewaktu mahasiswa pun selalu memposisikan diri sebagai pelaku sosial control itu.


Beberapa aktifis mahasiswa juga mengatakan, masyarakat bangsa ini belum pernah mendapatkan pemerintah yang memposisikan pemerintah itu sebagai pelayan rakyat. Para pejabat sebagian besar memposisikan diri sebagai yang butuh dilayani rakyat.


Untuk kedepan rakyat sebagai pemilih pada pemilihan umum kembali dihimbau untuk berhati-hati menentukan pilihannya, jangan sempat memilih calon anggota legislatif di semua tingkatan, jangan jadi pemilih Kepala Daerah (KDH) di tingkat Kabupaten/Kota maupun di provinsi sampai pucuk pimpinan tertinggi yang figurnya hanya memikirkan perutnya saja.


"Kita yang sebenarnya harapan satu-satunya rakyat untuk teguh pendirian, tidak berpihak kepada penguasa dan pengusaha. Mari menjadi pembela hak rakyat, kita tidak boleh menjadi pengkhianat rakyat, sudah waktunya rakyat yang menang pada pemilihan umum tahun 2024," kata para mahasiswa beberapa perguruan tinggi di Tabagsel. 


BKN